Selasa, 14 April 2009

gempa dan gelombang tsunami aceh




Gempa dan Gelombang Tsunami Aceh Cetak E-mail
Rabu, 29 Desember 2004
Buana Katulistiwa- Lebih dari dua puluh lima ribu orang tewas akibat gempa berkekuatan 8,9

skala richter terjadi di lepas pantai barat Aceh, pada Minggu (26/12) pukul 8 pagi waktu setempat. Pusat gempa berada di laut dan menyebabkan gelombang tsunami yang menghantam pesisir 8 negara; Indonesia, Malaysia, Thailand, Bangladesh, Burma, Maladewa(Maldives), Sri Lanka, dan India. Gelombang tsunami inilah yang menyebabkan banyaknya korban jiwa pada bencana ini. Kantor berita Reuters menyebutkan bahwa berdasarkan keterangan pejabat dan media setempat, pada saat ini(28/12) jumlah korban tewas sudah mencapai 28.483 orang, dengan rincian sebagai berikut; Bangladesh 5 jiwa, India 9.396 jiwa (termasuk 5.000 jiwa yang dikhawatirkan tewas di Kepulauan Andaman dan Nicobar, India), Indonesia 5700 jiwa, luka-luka hingga 100.000, Malaysia 59 tewas, 218 luka-luka, Maldives 52 tewas, Myanmar 34 tewas, Somalia 38 tewas, Sri Lanka 12.212 tewas, Thailand 990 tewas, 7.000 luka-luka. Dikhawatirkan jumlah ini masih bisa bertambah hingga sekitar 57.000 jiwa.

Di Indonesia sendiri diperkirakan korban bisa bertambah hingga 25.000 orang, mengingat masih banyaknya wilayah di pesisir Barat Aceh yang belum terevakuasi, sementara di Sri Langka pejabat setempat memperkirakan jumlah korban tewas bisa bertambah hingga 20.000 jiwa, dan Thailand memperkirakan korban tewas di negara tersebut dapat mencapai 2.000 jiwa.

Ketua Geoscience Australia, Dr Phill McFadden mengatakan, banyaknya korban jiwa bisa dihindari bila peringatan diberikan sebelum tsunami menghantam. Waktu yang dibutuhkan gelombang tsunami mencapai pantai dari pusat gempa, dapat digunakan untuk evakuasi dan meminimalisir korban.

Gelombang tsunami kemarin berkecepatan sekitar 800 km/jam. Phuket, Thailand yang berjarak 400 km dari Aceh memiliki waktu sekitar 45 menit sejak terjadinya gempa. Kantor berita Maldives menyatakan gempa terasa pukul 6.25 pagi dan tsunami tiba pukul 9.20, meski jeda cukup lama mereka tidak mendapat peringatan akan datangnya tsunami.

?Seperti halnya bencana alam lainnya, pengetahuan dan peringatan sangatlah penting,? ujar Eddie N. Bernard, direktur NOAA(National Oceanic and Atmospheric Administration) Pacific Marine Environmental Laboratory dan Ketua I dari Tsunami Hazard Mitigation program, sebuah badan multi-nasional di Amerika Serikat. ?Seandainya orang mengetahui apa itu tsunami, apa penyebabnya, dan apa yang harus dilakukan bilamana hal tersebut terjadi, jumlah korban tewas bisa lebih kecil,? tambahnya seperti dikutip www.noaa.gov.(dp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar